Senin, 03 Oktober 2011

FISIOLOGI DIARE

Kelompok 1:
Muhammad Maksum AR           (A.102.07.029)
Putri Dian Anggita                      (A.102.07.033)
Wahyu Setyawan                       (A.102.07.047)
Yuma Patarihan                          (A.102.07.049)


Menurut WHO, diare adalah proses pengeluaran feces lunak atau cair yang berulang kali atau lebih dari tiga kali dalam sehari. Gejala infeksi pencernaan ini biasanya disebabkan oleh bermacam-macam organism seperti bakteri, parasit dan virus.
Infeksi ini dapat ditularkan melalui makanan, minuman atau air yang sudah terkontaminasi, bisa juga ditularkan dari orang yang sudah terjangkit diare kepada orang yang sehatkarena faktor sanitasi atau kebersihan lingkungan yang minim.
Diare parah dapat menyebabkan dehidrasi , bahkan pada bayi dapat menyebabkan kematian. Diare dapat disembuhkan asal pasien menjaga agar dia tidak kehilangan banyak cairan tubuhnya.
Pertolongan utama untuk penderita diare adalah dengan pemberian oralit (campuran air matang hyggienis, gula dan garam dapur), diet makanan dan minuman bergizi, obat-obatan sesuai dengan resep dokter (biasanya diberi tablet zink à Micronutrein esensial yang berguna pada tubuh).
Ada 3 jenis diare, yaitu:
1.       Diare feces cair yang berlangsung beberapa jam atau hari yang dikategorikan sebagai kolera.
2.       Diare feces yang disertai darah yang dikenal dengan disentri.
3.       Diare akut yang berlangsung selama 14 hari atau lebih.
Tingkat dehidrasi pada penderita diare:
1.       Awal dehidrasi yang gejala atau tanda-tandanya belum jelas.
2.       Dehidrasi tingkat dua yang sering merasa haus, gelisah dan mudah marah, elastisitas kulit menurun serta mata cekung.
3.       Dehidrasi akut dengan gejala mulai berkurang, jarang buang air kecil, kedinginan, tangan dan kaki lembab, denyut nadi melemah, tekanan darah rendah atau bahkan nyaris tak terdeteksi, kulit pucat dan pasien mengalami syok.

FISIOLOGI DIARE
Fungsi utama usus besar besar adalah untuk penyerapan air dan elektrolit. Apabila ada bakteri atau toksin (racun) yang masuk kedalam Intestinum Crassom, maka fungsi dari Intestinum Crassom yang semula mengabsorbsi air dan mineral berubah menjadi mensekresi air untuk mengencerkan kadar toksin yang ada dalam usus besar. Sehingga feces menjadi cair dan langsung menuju colon sigmoid, berdasarkan hokum Archimedes, bahwa Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ketempat yang lebih rendah, maka feces yang cair tersebut sedikit demi sedikit masuk kedalam recktum yang tempatnya lebih rendah dari colon sigmoid, kemudian menyentuh Musculus Sphingterani Internus dan merangsang terjadinya defekasi. Namun Musculus Sphingterani Eksternus masih dapat menahan sehingga kita dapat menentukan kapan kita akan buang air besar. Dan ini terjadi terus menerus sampai toksin dalam Intestinum Crassom habis.


REFERENSI:
dr. Warni Sutrisno




2 komentar:

  1. wah...bagus skali ini...hohohoho
    psti yang buat cakep-cakep

    BalasHapus
  2. terimakasih untuk informasinya, sebenarnya klo dibiarkan tanpa di obati, penyakit apapun bisa menjadi berbahaya,

    http://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-diare/

    BalasHapus