Kelompok 1:
Muhammad Maksum AR (A.102.07.029)
Putri Dian Anggita (A.102.07.033)
Wahyu Setyawan (A.102.07.047)
Yuma Patarihan (A.102.07.049)
Menurut WHO, diare adalah proses pengeluaran feces lunak
atau cair yang berulang kali atau lebih dari tiga kali dalam sehari. Gejala infeksi
pencernaan ini biasanya disebabkan oleh bermacam-macam organism seperti
bakteri, parasit dan virus.
Infeksi ini dapat ditularkan melalui makanan, minuman atau
air yang sudah terkontaminasi, bisa juga ditularkan dari orang yang sudah terjangkit
diare kepada orang yang sehatkarena faktor sanitasi atau kebersihan lingkungan
yang minim.
Diare parah dapat menyebabkan dehidrasi , bahkan pada bayi
dapat menyebabkan kematian. Diare dapat disembuhkan asal pasien menjaga agar
dia tidak kehilangan banyak cairan tubuhnya.
Pertolongan utama untuk penderita diare adalah dengan
pemberian oralit (campuran air matang hyggienis, gula dan garam dapur), diet
makanan dan minuman bergizi, obat-obatan sesuai dengan resep dokter (biasanya
diberi tablet zink à
Micronutrein esensial yang berguna pada tubuh).
Ada 3 jenis diare, yaitu:
1.
Diare feces cair yang berlangsung beberapa jam
atau hari yang dikategorikan sebagai kolera.
2.
Diare feces yang disertai darah yang dikenal
dengan disentri.
3.
Diare akut yang berlangsung selama 14 hari atau
lebih.
Tingkat dehidrasi pada penderita diare:
1.
Awal dehidrasi yang gejala atau tanda-tandanya
belum jelas.
2.
Dehidrasi tingkat dua yang sering merasa haus,
gelisah dan mudah marah, elastisitas kulit menurun serta mata cekung.
3.
Dehidrasi akut dengan gejala mulai berkurang,
jarang buang air kecil, kedinginan, tangan dan kaki lembab, denyut nadi
melemah, tekanan darah rendah atau bahkan nyaris tak terdeteksi, kulit pucat
dan pasien mengalami syok.
FISIOLOGI DIARE
Fungsi utama usus besar besar adalah
untuk penyerapan air dan elektrolit. Apabila ada
bakteri atau toksin (racun) yang masuk kedalam Intestinum Crassom, maka fungsi
dari Intestinum Crassom yang semula mengabsorbsi air dan mineral berubah
menjadi mensekresi air untuk mengencerkan kadar toksin yang ada dalam usus
besar. Sehingga feces menjadi cair dan langsung menuju colon sigmoid,
berdasarkan hokum Archimedes, bahwa Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi
ketempat yang lebih rendah, maka feces yang cair tersebut sedikit demi sedikit
masuk kedalam recktum yang tempatnya lebih rendah dari colon sigmoid, kemudian menyentuh
Musculus Sphingterani Internus dan merangsang terjadinya defekasi. Namun
Musculus Sphingterani Eksternus masih dapat menahan sehingga kita dapat
menentukan kapan kita akan buang air besar. Dan ini terjadi terus menerus
sampai toksin dalam Intestinum Crassom habis.
REFERENSI:
wah...bagus skali ini...hohohoho
BalasHapuspsti yang buat cakep-cakep
terimakasih untuk informasinya, sebenarnya klo dibiarkan tanpa di obati, penyakit apapun bisa menjadi berbahaya,
BalasHapushttp://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-diare/